Alam Semesta
Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah
benda-benda yang ukurannya sangat besar, misalnya
Alam Semesta
Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah
benda-benda yang ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet,
galaksi. Namun
para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian
tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya. Alam
semesta atau universum dalam terminologi ilmu astronomi adalah ruang
angkasa dengan segala zat dan energi yang ada didalamnya
Konsep manusia mengenai apa yang dimaksud alam semesta telah berubah
secara radikal sepanjang zaman. Pada mulanya, mereka meletakkan Bumi
sebagai pusat alam semesta. Selanjutnya, mereka menemukan bahwa Bumi
hanyalah sebuah planet, dan yakin bahwa mataharilah sebagai pusat.
Kemudian mereka menyadari bahwa Matahari hanyalah sebuah bintang biasa,
yang merupakan anggota dari sebuah gugusan bintang yang disebut galaksi
dan meyakini bahwa galaksi inilah Alam Semesta. Setelah itu, mereka
menemukan lagi bahwa galaksi ini hanyalah satu dari sedemikian banyak
galaksi yang membentuk alam semesta. Kenyataan inilah yang kita yakini
saat ini.
Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari , sembilan planet dan berbagai
benda langit seperti satelit, komet, asteroid, planet-planet berevolusi
mengelilingi matahari dengan orbit (garis edar) yang berbentuk elip.
Beberapa planet mempunyai setelit. Satelit ini berputar mengelilingi
planet dan bersama dengan planet mengelilingi matahari. Jadi tata surya
merupakan sistem rotasi yang berpusat pada matahari.
Hingga kini dikenal sembilan planet sebagai anggota tata surya,
yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus, dan Pluto. Pluto belum tentu planet, beberapa ahli
astronomi percaya bahwa Pluto adalah sebuah satelit Neptunus yang
terlepas. Orbit Pluto mengelilingi matahari adalah yang paling aneh dari
planet yang lain. Orbit Pluto paling lonjong di antara semua planet dan
pada saat tertentu membawa planet ini sedekat 4.400 juta km dari
matahari. Orbitnya juga membawanya menjauh dari bidang umum Tata Surya
dibanding planet lain.
Dari gambar planet-planet dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Kelompok planet dalam, yaitu planet-planet yang dekat dengan matahari terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars
Kelompok planet luar, yaitu planet-planet yang jauh dari matahari terdiri dari Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Dari semua planet-planet tersebut, Yupiter adalah planet terbesar yang
mempunyai 70% unsur planet dan berdiameter 141. 360 km. Sebagian besar
penyusun udara di planet Yupiter ialah gas amunia. Sementara itu, planet
terkecil adalah Pluto dengan diameter kira-kira 2.400 km. Orbit Pluto
paling lonjong di antara semua planet dan pada saat tertentu membawa
planet ini sedekat 4.400 juta km dari matahari. Orbitnya juga membawanya
menjauh dari bidang umum Tata Surya dibanding planet lain.
Galaksi
Bintang-bintang tidak ditemukan terpencar di ruang angkasa
secara serampangan. Pada kenyataannya, bintang-bintang berkumpul dalam
pulau-pulau perbintangan yang besar dan ruang di antara pulau-pulau
tersebut tidak mengandung pulau. Ini yang dinamakan galaksi.
Galaksi kita dikenal dengan nama galaksi Bimasakti atau Milky Way. Pada
dasarnya penamaan ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti susu.
Orang Yunani menganalogikan galaksi kita dengan tumpuhan susu yang
tampak putih pada malam hari yang gelap gulita. Galaksi kita berdiameter
100.000 tahun cahaya dan mencakup di dalamnya 130.000.000 bintang
Selain galaksi kita, ada beberapa galaksi lain yang bisa diamati menggunakan mata telanjang antara lain:
1. Galaksi
Andromeda: termasuk galaksi pertama yang terungkap di luar galaksi
kita. Galakisi ini lebih besar daripada galaksi kita. Demikian halnya
dengan bintang-bintang yang ada di dalamnya. Sesungguhnya, diameter
galaksi Andromeda adalah 40.000 tahun cahaya. Galaksi ini pertama kali
ditemukan oleh Hubble pada tahun 1923.
2. Awan
Megallanic Kecil: Galaksi tersebut juga bisa diamati dengan mata
telanjang. Galaksi tersebut terdiri dari bintang-bintang berusia tua.
Diameternya sekitar 25.000 tahun cahaya.
3. Awan
Megallanic Besar: galaksi ini mengandung awan debu yang menutupi
cahaya. Ia disusun oleh bintang-bintang berusia muda dan beberapa tua di
sebagian kumpulan bintang yang berbentuk bulat. Diameternya kira-kira
40.000 tahun cahaya.
2. Teori-teori Asal Mula Alam Semesta dan Pencetusnya
Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam
semesta selalu tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mencari
penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang
sampai dibumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang
terbentuknya alam semesta. Teori itu dikelompokkan menjadi dua berikut
ilmuwan-ilmuwan pencetusnya:
1. Teori Nebulae atau Teori Kabut.
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796.
Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace,
menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut
raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen.
Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan
berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi
bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar
semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling
matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
2. 2. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Forest R. Moulton pada
tahun (1878-1952) seorang astronom. Disebut Planetisimal yang berarti
planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah
ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang
banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak
yang tidak terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang
tadi dan matahari. Pada waktu bintang tiu menjauh sebagian massa
matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lain
berhamburan disekeliling matahari, maka inilah yang disebut dengan
planetisimal yang kenal menjadi planet-planet yang eredar pada orbitnya
dan mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut
Sir james Jeans (1877-1946) dan Harrold Jeffreys (1891) keduanay dari
Inggris, teorii inii hampir sama dengan teorri planet desimal. Setelah
bintabng itu beerlalu dengan gaya tarik bintang yang besar padda
permukaan matahari terjadi proses pasang surut, seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi kaibat daya tarik bulan. Bagian masa matahari
itu membentuk cerutu yang menjorik ke arah bintang. Bersamaan dengan
semakin menjauhnya bintang itu, mengakibatkan cerutu itu terputus-putus
membentuk gumpalan gas disekitar matahari dengann ukuran yang
berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet dibagian tengah seperti
Yupiter, Saturnus, Uranus dan neptunus merupakan planet-planet raksasa
sedangkan dibagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran
planet-planet itu karena pecahan gas adari matahari yang berbentuk
cerutu, maka besar planet-planet tersebut berbeda-beda antara yang
terdekat dan yang terjauh dan besar dibagian tengahnya.
4. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua
bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya
meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap
oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
5. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Orang
yang dipercaya sebagai pencipta teori ini adalah George Lemaitre (1920
an ) seorang ahli astronomi dari Belgia. Ia menyatakan bahwa kira-kira
15 milyar tahun yang lalu semua materi di angkasa menyatu dan memadat
(terkondensasi) membentuk satu bentukan yang mengecil. Selanjutnya massa
ynag mengecil ini meledak dengan ledakan yang hebat, kemudian
partikel-partikel dari zat itu bertaburan ke semua arah dan membentuk
alam semesta. Menurut teori tersebut, alam semesta ini telah diciptakan
kira-kira 10 hingga 20 milyar tahun yang lalu. Ia terbentuk dari
ledakan-ledakan kosmikyang bertaburan ke seluruh arah di alam
makrokosmos.
Teori Big Bang ini kemudian diperjelas dengan ditemukannya bahwa alam
semesta i ni mengembang seolah-olah melarikan diri dari kita dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Edwin Hubble
seorang ahli astronomi di Observatorium Mount Wilson. Menurutnya, bahwa
galaksi yang telah diamati sebenarnya menjauhi kita dan menjauhi yang
lain dengan kecepatan samapi beberapa ribu km per detik.
6. Teori Awan Kabut
Dikemukan
oleh Carl Von Weeizsaker (1940) dan disempurnakan oleh Gerard P Kuiper
(1950). Tata surya terbentuk oloeh gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan
awan itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu
partikel-partikel debu tertarik pada bagian pusat awan membentuk
gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian membentuk cakram yang tebal di
bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian
tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar,
bagian inilah yang kemudian menjadi matahari, sementara bagian yang luar
berputar sangat cepat kemudian menjadi gumpalan yang lebih kecil,
gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi
planet-planet.
7. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Teori
ini pertama kali pada tahun 1948 yang diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold
dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam
semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu
terlihat tetap seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang
membentuk atom-atom hedrogen dalam angkasa yang membentuk galaksi baru
dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam
ekspansinya.
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam
teori ini, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu
berbagai galaksi saling menjauh. Dalam teori tetap, kita harus menerima
bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasadi antara berbagai
galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi
yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah
hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
Sampai sekarang belum ada model yang benar-benar tepat untuk
menggambarkan masa depan alam semesta. Pertanyaan-pertanyaan kita
sekarang tentang suatu hal pada akhirnya memang akan terjawab, tetapi
setelah itu akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan baru. Demikianlah
yang terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan
pernah puas. Seringkali kita mencapai suatu pertanyaan yang mendasar
sekali, yang akhirnya membuat hati kita kagum, heran, takzim, sampai
pada suatu perenungan betapa luar biasa Kuasa Tuhan di alam semesta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar